Jangan ragu untuk menghubungi kami.
Ketika janin tumbuh selama masa kehamilan, mereka mungkin akan bergerak di dalam rahim. Ibu mungkin akan merasa ada tendangan atau goyangan, meskipun sedikit. Selama semester akhir kehamilan, bayi akan semakin besar dan tidak memiliki banyak ruang gerak. Posisi bayi menjadi lebih penting ketika persalinan semakin dekat. Ini karena bayi perlu masuk ke posisi terbaik untuk mempersiapkan persalinan.
Saat persalinan semakin dekat, biasanya ibu dianjurkan untuk memeriksakan kandungan lebih rutin. Dengan begitu dokter dapat melihat dengan USG posisi bayi dalam kandungan, terutama pada bulan terakhir. Nah, posisi yang biasanya perlu diwaspadai adalah posisi sungsang.
Apa Penyebab Bayi Sungsang?
Hingga saat ini, para ahli belum mengetahui penyebab pasti mengapa kehamilan sungsang dapat terjadi. Namun, menurut American Pregnancy Association, ada banyak alasan berbeda yang dapat menjadi faktor pemicu mengapa posisi bayi bisa sungsang di dalam rahim, antara lain:
3 Posisi Bayi Sungsang
Sungsang akan menyulitkan proses persalinan pervaginam. Posisi sungsang adalah saat janin posisi kepalanya tetap di atas (yang seharusnya turun di panggul ibu). Ada berbagai jenis posisi sungsang yang perlu kamu ketahui, termasuk:
Posisi sungsang tidak ideal untuk jenis persalinan pervaginam. Meskipun sebagian besar bayi sungsang terlahir sehat, mereka mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami cacat lahir atau trauma selama persalinan. Dalam kelahiran sungsang, kepala bayi adalah bagian terakhir dari tubuhnya yang keluar dari vagina, yang membuatnya lebih sulit untuk melewati jalan lahir.
Posisi ini juga dapat menimbulkan masalah karena dapat meningkatkan risiko pembentukan lingkaran tali pusat. Kondisi tersebut bisa menyebabkan cedera pada bayi jika mereka dilahirkan secara pervaginam.
Jenis Posisi Bayi Dalam Kandungan
Selain posisi sungsang, berikut jenis posisi bayi dalam kandungan yang perlu ibu ketahui:
1. Posisi Anterior
Ini adalah posisi terbaik untuk janin sebelum persalinan. Mayoritas janin masuk ke posisi ini sebelum persalinan dimulai. Posisi ini berarti kepala janin turun di panggul, menghadap ke belakang ibu.
Punggung janin akan menghadap ke perut ibu. Posisi ini berarti kepala janin dapat diselipkan, memungkinkan bagian atas untuk menekan leher rahim, yang mendorongnya untuk membuka jalan selama persalinan. Terdapat 2 jenis anterior, yaitu oksiput kiri anterior (janin sedikit ke kiri) dan oksiput kanan anterior (janin sedikit ke kanan).
2. Posisi Posterior
Posisi ini juga dikenal sebagai posisi back-to-back. Di sinilah kepala janin mengarah ke bawah, dan punggung bayi bersandar pada punggung ibu. Posisi ini bisa sulit bagi janin untuk memasukkan kepalanya yang dapat membuat melewati bagian terkecil dari panggul menjadi lebih menantang. Hal ini dapat menyebabkan persalinan lebih lambat dan lebih lama dari posisi anterior, dan juga dapat menyebabkan sakit punggung pada ibu. Janin mungkin akan berakhir pada posisi ini jika ibu menghabiskan waktu yang lama untuk duduk atau berbaring, seperti jika sedang beristirahat. Bagian belakang tubuh janin lebih berat daripada bagian depan, sehingga wanita hamil dapat mendorong janin untuk berguling ke posisi ideal dengan bersandar ke arah yang bayi inginkan.
3. Posisi Transversal
Posisi yang juga dikenal sebagai posisi berbaring adalah saat jain berbaring secara horizontal dalam rahim. Kebanyakan janin tidak akan menetap pada posisi ini dalam minggu-minggu atau hari-hari menjelang persalinan. Jika janin masih dalam posisi berbaring melintang tepat sebelum kelahiran, persalinan sesar akan diperlukan. Tanpa kelahiran sesar, ada risiko darurat medis yang dikenal sebagai prolaps tali pusar.
Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2021. Different baby positions during pregnancy: What to know
American Pregnancy Association. Diakses pada 2021. Breech Births
Healthline. Diakses pada 2021.What You Need to Know if Your Baby Is Breech
Sumber: https://www.halodoc.com/artikel/bumil-perlu-tahu-inilah-3-posisi-bayi-sungsang