post image

Sayangi & Lindungi Anak dengan Imunisasi

 

Sejak pandemi COVID-19 di awal tahun 2020, cakupan imunisasi rutin mengalami penurunan sebesar 6.3% sampai 11.8% dibandingkan dengan tahun 2019. Cakupan IPV mengalami penurunan hingga 51.9% dikarenakan masalah ketersediaan vaksin di akhir tahun 2019 sampai dengan awal tahun 2020. Dilaporkan bahwa hampir satu juta anak usia di bawah dua tahun belum atau hanya mendapatkan sebagian imunisasi rutin sesuai usia yang ditentukan. Hanya 97 dari 514 kabupaten/kota yang dapat meraih target imunisasi dasar lengkap (IDL) sebesar 92.9%, sesuai target RPJMN. Rendahnya cakupan imunisasi rutin berpotensi untuk mengakibatkan peningkatan kasus, bahkan timbulnya kejadian luar biasa (KLB), penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), seperti difteri, campak, dan polio. Kondisi ini diikuti dengan menurunnya pencarian kasus suspek PD3I sehingga analisis kerentanan dan risiko menjadi sulit untuk dilakukan. Sejarah telah mencatat bahwa semenjak ditemukannya vaksin, jutaan anak di seluruh dunia dapat diselamatkan dari kematian akibat PD3I, bahkan beberapa penyakit seperti cacar, sudah berhasil dieradikasi.

 

Refrensi : who-booklet_final.pdf  Booklet Aku,Kamu,Kita Dan Imunisasi

 

Imunisasi merupakan salah satu upaya melindungi anak dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dengan cara memberikan vaksin untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Imunisasi ditujukan untuk penyakit yang mempunyai risiko kesakitan, kecacatan atau kematian yang tinggi, misalnya penyakit tuberkulosis, poliomyelitis, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, campak,kanker serviks bahkan COVID 19.  Dengan memberikan imunisasi tepat waktu, individu dan komunitas tetap terjaga and kemungkinan penularan PD3I berkurang.

 

Refrensi : LINDUNGI ANAK DENGAN IMUNISASI – Rumah Sakit Akademik UGM

Jenis-jenis Imunisasi

Berdasarkan jenis penyelenggaraannya, Imunisasi dikelompokkan menjadi Imunisasi Program, yang terdiri atas 

  • Imunisasi Rutin (Imunisasi Dasar dan Lanjutan)
  1. Imunisasi Dasar diberikan pada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun. Imunisasi dasar berupa perlindungan terhadap penyakit Hepatitis B, Poliomyelitis, tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus influenza type B (HIB), campak dan rubella.
  2. Imunisasi Lanjutan merupakan ulangan imunisasi dasar untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan untuk memperpanjang masa perlindungan anak yang sudah mendapat imunisasi dasar. Imunisasi lanjutan diberikan kepada anak usia bawah dua tahun (baduta), anak usia sekolah dan wanita usia subur. Imunisasi lanjutan untuk anak baduta diberikan pada usia 18 bulan berupa imunisasi DPT-Hep B-HIB dan campak. Sementara untuk anak usia sekolah mendapatkan imunisasi tambahan saat bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) berupa imunisasi Campak dan DT (kelas I), Td (kelas II) dan Td (kelas 5)

 

  • Imunisasi Tambahan
  1. Imunisasi tambahan adalah Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang merupakan kegiatan imunisasi massal yang dilaksanakan secara serentak di suatu negara dalam waktu yang singkat. PIN bertujuan untuk memutuskan mata rantai penyebaran suatu penyakit dan meningkatkan herd immunity (misalnya polio, campak, atau imunisasi lainnya). Imunisasi yang diberikan pada PIN diberikan tanpa memandang status imunisasi sebelumnya

 

  • Imunisasi Khusus serta Imunisasi Pilihan.
  1. Imunisasi Khusus dilakukan untuk melindungi seseorang dan masyarakat terhadap penyakit tertentu dan situsi tertentu, misalnya persiapan calon Jemaah haji/umroh, persiapan penjalanan menuju atau dari daerah endemis penyakit tertentu, dan kondisi wabah penyakit tertentu. Imunisasi khusus ini dapat berupa imunisasi terhadap meningitis meningokokus, demam kuning (yellow fever), rabies, dan poliomyelitis.

 

  1. Imunisasi Pilihan adalah imunisasi lain yang tidak termasuk dalam imunisasi program, namun dapat diberikan pada bayi, anak, dan dewasa sesuai dengan kebutuhannya dan pelaksanaannya juga dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten. Imunisasi pilihan dapat berupa imunisasi terhadap penyakit: pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh pneumokokus, diare yang disebabkan oleh rotavirus, influenza, cacar air (varisela), gondongan (mumps), campak jerman (rubela), demam tifoid, hepatitis A, kanker leher rahim yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus, Japanese Enchephalitis, herpes zoster, hepatitis B pada dewasa, dan demam berdarah.

 

Refrensi: LINDUNGI ANAK DENGAN IMUNISASI – Rumah Sakit Akademik UGM

 

Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar

Program imunisasi pemerintah maupun IDAI mempunyai jadwal pemberian imunisasi dasar adalah sebagai berikut:

  • Imunisasi BCG untuk melindungi dari penyakit tuberkulosis, diberikan 1x sebelum usia anak 1 bulan
  • Imunisasi Hepatitis B, vaksin pertama bisa diberikan segera setelah lahir, sebelum 24 jam. Selanjutnya pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
  • Imunisasi Pentabio (berisi vaksin DTP, Hepatitis B dan HIB)
    • Imunisasi DTP untuk melindungi dari penyakit difteri, tetanus, dan pertusis, diberikan 3x pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
    • Imunisasi HIB untuk melindungi dari penyakit yang disebabkan oleh kuman Haemophilus influenza type B (HIB), diberikan 3x pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
  • Imunisasi Polio, minimal pemberian vaksin polio yang disuntik adalah 2x bersama vaksin pentabio, sebelum usia 1 tahun (khusus untuk DIY imunisasi polio diberikan 3x sebelum usia 1 tahun, Bersama imunisasi pentabio)
  • Imunisasi Campak, Gondongan, dan Rubella. Saat ini vaksin campak saja sudah tidak ada, yang tersedia adalah vaksin MR (Measles, Rubella) dan MMR (Mumps, Measles, Rubella). Vaksin MR diberikan pada usia 9 bulan.

Sementara untuk jadwal pemberian imunisasi tambahan (booster) berupa:

  • Imunisasi pentabio pada usia 18 bulan.
  • Imunisasi campak rubella pada usia 18 bulan.

Jadwal pemberian imunisasi pilihan berupa:

  • Imunisasi Rotavirus untuk melindungi dari diare yang disebabkan oleh rotavirus, diberikan 2-3 kali, sejak usia 2 bulan dan diharapkan selesai saat usia 6 bulan.
  • Imunisasi Pneumococcus untuk melindungi dari penyakit pneumonia (infeksi pada paru) diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan, sementara imunisasi lanjutan (booster) pada usia 12 bulan sebanyak 1 kali
  • Imunisasi Influenza dapat diberikan sejak anak usia 6 bulan. Pemberian pertama sebanyak 2 kali dengan selang waktu 1 bulan dilanjutkan 1 kali setiap tahun.
  • Imunisasi Varisela untuk melindungi dari penyakit cacar air, diberikan sebanyak 2 kali dengan selang waktu 6 minggu – 3 bulan, mulai usia 12 bulan.
  • Imunisasi Hepatitis A dapat diberikan sejak usia 12 bulan dengan pemberian 2 kali interval waktu 6-12 bulan
  • Imunisasi Typhoid diberikan sejak usia 2 tahun, dapat diulang setiap 3 tahun.
  • Imunisasi HPV, diberikan pada anak perempuan sebelum hubungan seksual pertama, untuk melindungi dari virus HPV yang menyebabkan kanker serviks, diberikan pada anak usia 9-14 tahun, sebanyak 2 kali dengan selang waktu 6-15 bulan.
  • Imunisasi Japanese Encephalitis diberikan sejak usia 9 bulan pada daerah endemis atau yang mau bepergian ke daerah endemis.
  • Imunisasi dengue untuk melindungi dari demam berdarah, diberikan 3 kali digunakan pada anak dengan usia 9 – 16 tahun dengan serokonversi positif.

Jadwal imunisasi yang dikeluarkan IDAI belum semuanya masuk ke dalam program pemerintah, karena besarnya biaya yang dibutuhkan. Di Indonesia, yang rutin adalah imunisasi yang masuk ke dalam program pemerintah, jadwalnya bisa dilihat di buku KIA anak, dan imunisasi ini bisa didapatkan secara gratis di posyandu dan puskesmas. Untuk imunisasi tambahan akan sangat baik jika bapak ibu melengkapinya sesuai rekomendasi IDAI.

Referensi:

  1. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2020
  2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
  3. Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Edisi Tahun 2020. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
  4. Pedoman Imunisasi di Indonesia tahun 2017, Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia